TEKNIK PEMBESARAN UDANG LAMBOUH (Penaneus spp) DIBALAI BUDIDAYA AIR PAYAU UJUNG BATEE KABUPATEN ACEH BESAR NANGGROE ACEH DARUSSALAM
I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia. Dengan 13.667 pulau, laut yang sangat luas dan panjang garis pantai lebih dari 81.000 km, indonesia memiliki potensi sumber daya laut dan pantai yang sangat besar. Namun potensi tersebut juga memberi tantangan yang besar pula, yaitu bagaimana dapat memanfaatkannya secara optimal (Bambang agus murtidjo, 1988).
Udang merupakan jenis ikan konsumsi air payau, badan beruas berjumlah 13 (5 ruas kepala dan 8 ruas dada) dan seluruh tubuh ditutupi oleh kerangka luar yang disebut eksosketelon. Umumnya udang yang terdapat di pasaran sebagian besar terdiri dari udang laut. Hanya sebagian kecil saja yang terdiri dari udang air tawar, terutama di daerah sekitar sungai besar dan rawa dekat pantai. Udang air tawar pada umumnya termasuk dalam keluarga Palaemonidae, sehingga para ahli sering menyebutnya sebagai kelompok udang palaemonid. Udang laut, terutama dari keluarga Penaeidae, yang bisa disebut udang penaeid oleh para ahli. Udang merupakan salah satu bahan makanan sumber protein hewani yang bermutu tinggi. Bagi Indonesia udang merupakan primadona ekspor non migas. Permintaan konsumen dunia terhadap udang rata-rata naik 11,5% per tahun. Walaupun masih banyak kendala, namun hingga saat ini negara produsen udang yang menjadi pesaing baru ekspor udang Indonesia terus bermunculan (Darmono. 1991).
Udang yang diproritaskan untuk budidaya dalam tambak adalah udang jenis penaedae. Oleh karena itu dalam program intam, udang yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi sebagai komoditas ekspor dan dapat tumbuh besar hingga mencapai panjang 20 cm ini di anjurkan untuk dipilih (Bambang agus murtidjo, 1988).
Aceh dikenal penghasil induk udang terbaik di dunia, seperti di pantai Timur, di kawasan Peureulak, induk udang windu berkualitas prima dihasilkan setiap hari. Diperairan inilah para pedagang mengekspor udangnya ke Malaysia , Thailand , Indiadan juga untuk mendukung produksi udang windu di Sulsel, Jawa Tengah hingga Tarakan dan Kalimantan lainnya. Udang perairan ini memiliki kualitas genetic yang baik sehingga selalu dipakai sebagai sumber induk penjenis bagi perusahaan-perusahaan penghasil udang windu dunia (Anonim, 2008).
Introduksi udang vanamei pertama kali di Indonesia di lakukan pada tahun 2001 dengan induk dan benur berasal dari Hawaii, pada umumnya di Indonesia lebih banyak membudidayakan udang windu peneus monodon dan udang putih peneus mergeninsis. Intoduksi ini di sebabkan kegagalan budidaya udang windu, Penaeus monodon dimulai sejak tahun 1991, dengan menurunnya produksi dari 140.000 metrik ton menjadi 100.000 metrik ton pada tahun 1996 yang disebabkan oleh serangan virus WSSV (Anonim, 2008).
1.2 Maksud dan tujuan.
Maksud dari dilakukannya praktek kerja lapang ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembesaran langsung dilapangan dan teknik-teknik yang digunakan dalam pembesaran udang lambouh dibalai budidaya air payau, ujung batee, kabupaten aceh besar, NAD.
Tujuan pelaksanaan praktek kerja lapang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan kerja khususnya mengenai teknik pembesaran udang lambouh dengan memadukan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dengan kenyataan dilapangan.
1.3 Manfaat praktek kerja.
Kegunaan praktek kerja lapang ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dilapangan serta memahami permasalahan yang tinbul dalam teknik pembesaran udang lambouh sehinga diharapkan akan dapat melakukan pembesaran udang galah dengan baik, serta mampu mengatasi permasalahan yang timbul dan nantinya akan menambah informasi untuuk pengamatan lebih lanjut tentang udang lambouh.
II TINJAUAN PUISTAKA
Aceh sekarang sedang mengembangkan jenis udang baru yaitu udang Lambouh dengan nama ilmiah Penaeus titik titik karena belum ketahuan jenisnya. Namun dikalangan cold storage sumatera dikenal sebagai White tiger shrimp. Udang ini secara fisik terukur mirip udang windu mulai dari rostrum, hepatic carina, morfologis dll namun pola warnanya sangat berbeda karena tubuhnya dan antenanya polos tidak berbelang serta kaki renangnya merah. Tekstur dagingnya pun kenyal mirip udang windu. Dalam pemeliharaan tradisional 3.5 bulan diperoleh biomass 720 kg per Ha dengan ukuran rerata 22.5 gram, tanpa kincir dan air baru. Udang ini hanya diperoleh pada bulan Nopember hingga awal februari sehingga masih terhitung langka (Anonim, 2008)
Dari hasil penelusuran wikipedia indonesia (2009), udang lambouh dapat di klasifikasikan dengan udang windu karena jenis udang ini masih satu family dengan udang windu adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
kelas : Crustacea
Subkelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrobranchiata
Family : Penaeidae
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus spp
Udang windu mulai dewasa pada umur 18 bulan. Udang yang telah matang telur dapat dilihat dari gonadnya yang berwarna hijau di bagian punggungnya, dari mulai bagian kepala hingga pangkal ekor. Udang jantan dapat dengan mudah dibedakan dari betinanya dengan pengamatan alat kelaminnya. Udang jantan memiliki petasma yang terletak pada pasangan kaki renang pertama. Sementara itu, betina memiliki thellycum yang terletak di antara pasangan kaki jalan ke 5. Pada saat memijah, udang jantan akan memasukkan sperma ke dalam thellycum dengan bantuan petasma-nya segera setelah udang betina berganti kulit. Udang windu memiliki daur hidup dimulai dari telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi larva pertama yang disebut nauplius (N). Nauplius terdiri dari 6 substadia, yaitu nauplius I-VI. Larva tersebut kemudian akan bermetamorfosa menjadi zoea (Z) yang terdiri dari 3 substadia, yaitu Z I-Z III. substadia berikutnya adalah mysis (M), dalam tahap ini sudah nampak seperti udang dan hanya bertahan 96 jam, setiap 32 jam mysis berganti cangkang hingga akan bermetamorfosa menjadi post larvae (PL). Udang windu mulai ukuran PL 8 sudah banyak yang dijual ke petambak sebagai benur. Pentokolan benur windu dari PL-12 dilakukan selama dua minggu sampai satu bulan. Stadia berikutnya adalah juvenile dan dewasa (Anonim, 2009).
III METODE PRAKTEK
3.1 Waktu dan tempat.
Praktek kerja lapang ini akan dilaksakan dibalai budidaya air payau ujung bate kabupaten aceh besar, nanggroe aceh darussalam pada tanggal 19 juli sampai 19 agustus 2010.
3.2 Bahan dan alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktek kerja lapang ini adalah dengan partisitipasi aktif memberikan makan kepada udang dikolam, selain juga mengunakan buku dan alat tulis gunanya untuk menulis hasil wawancara langsung dengan pemilik atau pengelola kolam tentang hal-hal yang sering dilakukan dalam pembesaran udang lambouh, dan mengunakan PH meter, DO meter, refraktometer gunanya untuk mengukur kualitas air di kolam.
3.3 Metode pengambilan data.
Metode yang dipakai dalam praktek kerja ini adalah dengan mengunakan metode deskriptif. Metode deskritif yaitu metode yang digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja menjabarkan (analisis), tetapi juga memadukan (Hasan, 2002).
3.4 Teknik pengambilan data.
Teknik yang dipakai dalam praktek kerja lapang ini dengan mengambil dua macam data, yaitu data primer dan data skunder. Data primer didapat dari obsevasi, wawancara dan partisipasi aktif, sedangkan data skunder adalah data yang didapat langsung dilapangan
3.4.1 Data primer.
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perorangan seperti hasil dari hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari jawaban responden melalui penyebaran kuesioner (Umar, 1999).
Table 1. Jenis dan Luas Kolam di Balai Benih Air Payau Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam
No
|
Jenis Kolam
|
Luas ( m2 )
|
Jumlah
|
1.
|
Kolam Beton
| ||
2.
|
Kolam Tanah
|
Sumber :
Table 2. Jenis Udang, Padat Tebar, Harga Benih, Harga/ Kg jual udang yang di Budidayakan di Kolam Budidaya Air Payau Kabupaten Aceh Besar, Naggroe Aceh Darussalam Tahun 2010
No
|
Jenis Pakan
|
Padat Tebar
|
Harga Benih
|
Harga/ Kg
|
1.
| ||||
2.
| ||||
3.
|
Sumber :
Table 3. Jenis Udang , Pakan dan Produksi yang dibudidayakan di Kolam Balai Budidaya Air Payau Kabupaten Aceh Barat, Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2010
No
|
Jenis Udang
|
Pakan
|
Produksi/Kg
|
1.
|
Udang Lambouh
| ||
2.
| |||
3.
|
Sumber :
Table 3. Keadaan Pemasaran Udang Lambouh di Balai Budidaya Air Payau Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2010.
No
|
Status Pedagang
|
Penghasilan/Bulan ( Rp )
|
1.
|
Pengepul
| |
2.
|
Pengencer
|
Sumber :
Table 5. Parameter Kualitas Air di Balai Budidaya Air Payau Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2010
No
|
Parameter Kualitas Air
|
Satuan
|
1.
|
Suhu
|
OC
|
2.
|
pH
|
Ppm
|
3.
|
Kedalaman
|
M
|
4.
|
Kecerahan
|
M
|
5.
|
Salinitas
|
‰
|
Sumber :
3.4.2 Data sekunder.
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain Jadi data sekunder merupakan data yang secara tidak langsung berhubungan dengan responden yang diselidiki dan merupakan pendukung bagi penelitian yang dilakukan (Umar, 1999).
Dalam praktek kerja lapang ini data skunder diperoleh dari laporan-laporan pustaka yang menunjang, serta data yang diperoleh dari lembaga pemerintah, pihak swasta yang berhubungan maupun masyarakat yang terkait dengan usaha pembesaran udang lambouh.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2009. udang windu. http://id.wikipedia.org. di akses pada hari rabu
tanggal 16 juni 2010.
Anonymous. 2009. Pemupukan dalam budidaya pembesaran udang windu.
http://agromaret.com. Diakses pada hari rabu tanggal 16 juni 2010.
Anonymous. 2008. Budidaya udang windu merupakan udang.
http://hobiikan.blogspot.com. Diakses pada hari rabu tanggal 16 juni 2010.
Murtidjo, A.B. 1988. Tambak air payau budidaya udang dan bandeng. Penerbit
kanisius. Yogyakarta. 138 hal.
Yusof, Rohana. 2004. Pendidikan sains social. Penerbit PTS Publications &
Distributors Sdn Bhd. Kuala lumpur. 283 hal.
Nontji, Anugerah. 2008. Plankton laut. Penerbit LIPI Pers. Jakarta. 331 hal.
Anonymous. 2008. Indonesian aquaculture. http://tech.groups.yahoo.com. Di
akses pada hari rabu tanggal 23 juni 2010.
Anonymous. 2009. Waspadai virus baru di aceh. http://rizal-
bbapujungbatee.blogspot.com. di akses pada hari rabu tanggal 23 juni
2010.
JADWAL PELAKSANAAN
Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan, yaitu:
· Persiapan administrasi 5 hari
· Pembuatan proposal 10 hari
· Partisitipasi aktif 30 hari
· Penyusunan laporan 30 hari
![]() |
Waktu penyelesaian 75 hari
ANGARAN BIAYA
1. BIAYA PERSIAPAN
a. Survey lokasi Rp -
b. Pengetikan Rp 20.000
c. Penjilidan dan perbanyak Rp 30.000
2. BIAYA PELAKSANAAN
a. Transportasi Rp 200.000
b. Dokumentasi Rp 20.000
c. Akomodasi slama praktek Rp 500.000
3. BIAYA PENULISAN LAPORAN
a. Pengetikan Rp 20.000
b. Penjilidan dan perbanyak laporan Rp 30.000
4. BIAYA UJIAN Rp 100.00
5. BIAYA TAK TERDUGA Rp 200.00
TOTAL
Rp 1.120.000