Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan fasilitas branding kepada pengusaha pengolahan ikan agar bisa mendistribusikan produknya ke ritel modern.
Tahun ini, pemerintah menargetkan lima produk olahan ikan baru bisa masuk ke ritel modern, yaitu: abon ikan patin jambi, abon ikan haruan banjarmasin, snack ikan petek jawa barat, sosis ikan bali, dan snack jagung ikan gorontalo.
Sedangkan dua produk yang telah melalui proses branding yaitu bandeng tanpa duri yang diproduksi oleh Akademi Perikanan Sidoarjo dan Indonesia Dimsum.
Saut Parulian Hutagalung, Direktur Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) KKP mengatakan, produk olahan ikan lokal selama kalah bersaing karena faktor kemasan yang tidak memikat.
"Sehingga olahan ikan baru mampu masuk ke pasar tradisional, itupun hanya dalam bentuk produk segar," kata dia, akhir pekan lalu.
Saut menambahkan, di kota-kota besar, pangsa pasar produk olahan ikan sejatinya cukup menjanjikan dan terus meningkat setiap tahunnya. Produk olahan ikan di pasar ritel modern saat ini mampu mengisi 15 persen dari total seluruh produk perikanan, sedangkan sisanya diisi dengan penjualan ikan segar.
Dengan begitu, menurut Saut, mesti ada dorongan dari pemerintah kepada pelaku olahan agar mampu meningkatkan daya saing dengan membuat kemasan produk yang menarik konsumen. "Di samping itu, program branding juga akan memberikan nilai tambah bagi para pelaku olahan," imbuh dia.
Dalam program branding ini, kemasan produk akan dicantumkan labelisasi, baik dari tanggal pembuatan, komposisi bahan, serta batas waktu penggunaan.
Sejauh ini, bandeng tanpa duri sudah dipasarkan lewat Carrefour. Menurut Saut, pihaknya berupaya akan mengandeng sejumlah pasar ritel modern seperti Giant, Hypermart, dan Superindo agar turut berpartisipasi memasarkan produk olahan buatan dalam negeri.[tribunnews]